MIKE POMPEO MENLU AS YANG MENDESAK PAUS FRANSISKUS UNTUK MENGECAM CHINA ATAS PELANGGARAN HAM

Mike Pompeo selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang memberikan pemberitahuan untuk melakukan pengecaman kepada China. Disebabkan atas pelanggaran HAM yang sudah dilakukannya di Xianjiang, sehingga menlu mendesak Paul Fransisku agar memberikan kecaman. Dikutip dari AP atau Associated Press yang di mana gereja katolik yang berada disana, menjadi garda terdepan untuk menghadapi persoalan dari pelanggaran HAM yang berada disana.

Ketika sedang diberlangsungnya Koferensi Kebebasan Beragama yang dipegang oleh Kedutaan AS diperuntukan untuk Takhta Suci Vatikan bersama pejabat populer Vatika yang menjadi bagian dari peserta, yang di mana Mike memberikan perihal yang sedang terjadi itu disana. Ketika konferensi sedang berlangsung ini, disisi lain juuga sedang berlangsung negosiasi yang tidak muah antara Vatikan dengan Beijing. Yang di mana membahas persoalan perjanjian yang kontrovesial diantara mereka, yaitu pencalonan uskup untuk China.

Sesudah negosiasi itu terjadi, Menlu AS menentang tentang kesepakatan yang akan diberlakukan itu. Di dalam esai awal bulan yang memberikan pentunjuk dimana Vatikan itu sudah memberikan rasa bahaya kepada otoritas moralnya, yang diberlakukan dengan cara memberikan persetujuan dengan tandatangan. Tentuny esai yang terbit dan ketidaksetujuan yang keras dari Menlu AS tidak langsung menerima begitu saja, karena Vatikan merasa kesal dengan AS yang masuk terlalu dalam ke dalam urusan pribadi dari gereja ini. Yang bertujuan untuk mendapatkan nilai baik politik di dalam negeri.

Vatikan yang merasa terkejut dengan apa yang berada di dalam esai Pompeo tulis ungkap Cardinal Pietro Parolin. Dia pun mengungkapkan bahwa aka nada pertemuan secara personal yang sudah diatur antara Mike di Vatikan. Pertemuan empat mata ini tentunya menjadi cara yang tepat agar segala rasa prihatin yang dirasakan dapat terungkapkan satu sama lainnya.

Disisi Parolin atau pun Uskup Agung Paul Gallagher, yang mengungkapkan bahwa ketika konferensi yang sedang berlangsung di ruang resepsi hotel tidak ada yang mengucapkan negara tirai bambu tersebut, bahkan saat sambutan resmi berlangsung pun tidak ada. Karena kedua pihak itu memiliki tujuan yang sama yaitu mempromosikan kebebasan beragama yang sudah menjadi sejarah panjang dari Takhta Suci untuk hak asasi manusia secara fundamental.

“Masalah melindungi kebebasan beragama agar memungkinkan Gereja Katolik lokal untuk menjalankan misinya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ruang lingkup dan aktivitas Takhta Suci,” * ucap Gallagher.

Esai karya tangan dari Mike diterima oleh Gallagher dengar penerimaan yang kritis. Kepentingan yang dikatikan dengan pemilu AS yang akan segera berlangsung itu membuat Bapa Suci menjadi tak ingin untuk menjamu Mike Pompeo. Sebab alesannya yang terselebung atau bisa dibilang sebuah kepentingan politik.

Saaat tahun lalu Mike masih sempat untuk bertemu dengan Paus Fransiskus pada panggung yang sama. Tetapi untuk tahun sekarang tidak dan dialihkan dengan pertemuan bersama Gallagher dan Parolin.

Sambutan yang diberika oleh Pompeo berisikan tentang kritik pedasnya yang ditujukan untuk Trump atas Beijing. Pemerintahan yang diberikan oleh presiden AS itu meningkat saat COVID – 19 perdana diketahui berasal dari China.

Disini vatikan sudah memberikan suaranya untuk China dan juga menyatakan bahwa kesepakatan yang sudah berlangsung itu asli tentang persoalan gereja. Bukan karena adanya niat politik yang tersebelung. Kesepatakan yang sudah dibuat itu dapat menjadi pertimbangan untuk rentang waktu yang sudah ditentukan.