Pada akhir – akhir pekan, negara tirai bambu mulai memperat jalinan nya dengan beberapa negara tetangga nya di daerah Asia Tenggara. Tiongkok yang sudah mengatakan bahwa akan memberi kan bantuan perkara pemulihan dari dampak pandemi COVID – 19 dan juga hubungan kerja sama dalam bidang ekonomi yang difokus kan pada negara – negara yang sudah berperilaku balik kepada Washington.
Di tengah memanas nya konflik antara negara China dengan Amerika Serikat ini yang mulai mengarah pada kontofesi, berbeda dengan Beijing yang memberi kan penekanan ke negara tetangga nya agar tidak membuat sesuatu yang mempunyai dampak terhadap hubungan baik yang sudah terjalin antara mereka.
Ketika dua minggu silam, Menterli Luar Negeri AS Mike Pompeo yang memberi ancaman kepada China, persoalan klaim luas kepada Laut China Selatan. Pada pihak lain yaitu Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang memberi kan pemahaman baik kepada negara Vietnam dan Filipina yang sejak lama memberikan suara terbesar atas persoalan sengketa maritim ini.
Presiden China Xi Jinping yang juga berkompromi dengan para pemimpin dari negara Thailand dan Singapura melalui telepon. Tetapi negara Thailand dan juga Filipina itu sudah menjadi sekutu perjanjian dengan Washington dan juga Singapura, yang sudah lama menjadi mitra keamanan yang diandal kan AS.
Ini berdampak pada negara – negara yang alin nya. Karena negara – negara ini dan juga anggota ASEAN menciptakan sebuah jarak yang jauh antara Beijing dan Washington, dengan strategi penyeimbang yang sudah di uji dengan uji stres terbesar, di tengah marak nya risiko konfrontasi langsung.
“Memang benar bahwa, ke depan, negara-negara Asean akan menemukan diri mereka dalam posisi yang semakin genting yang dapat memaksa mereka untuk memilih salah satu pihak,” * ucap Collin Koh selaku peneliti asal Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.
Pada awal bulan ini, Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut China yang sedang berlatih perang di daerah tersebut, yang mengerah kan dua kapal induk AS yang berasal dari armada pasifik nya untuk Laut China Selatan.
Amerika Serikat yang turut andil dalam strategi pertahanan yang dikembang kan Presiden AS Donald Trump kepada China, disaat akan terjadi nya pemilu AS di bulan November mendatang.
Wang yang memberikan penekan kepada AS yang disebut dalang keributan, melakukan nya di saat sedang melakukan pembicaraan dengan teman – teman nya dari Vietnam dan Filipina. Karena Wang sudah mengangaap bahwa AS terlalu ikut campur terhadap persoalan yang kondisi nya sudah tidak di wilayah tersebut..
China harus mengalah ke ASEAN
Ahli Geopolitik berpendapat Negara China seharus nya mengaku kalah di beberapa masalah yang bersangkutan dengan negara ASEAN. Karena ini bisa berdampak baik untuk waktu yang lama. China dan ASEAN yang berhubungan bagus pada sektor perdagangan, padahal corona sedang merajalela.
“Hubungan ekonomi akan kuat dan bahkan meski ada krisis yang kita sedang lalui seperti COVID, kita melihat hubungan ekonomi yang kuat,” * ucap Dr. Jayant Menon, Visiting Senior Fellow, ISEAS-Yusof Ishak Institute dalam diskusi Foreign Policy Community of Indonesia, Jumat (4/9/2020).
Isu sensitive yang terjadi antara China dan ASEAN yaitu persoala klaim yang dilakukan secara sepihak oleh China di Laut China Selatan. Lebih baik negara tirai bambu ini mengaku kalah terhadap permasalahan yang sensitive seperti itu.